Megaluh, Jombang, pcnujombang.or.id – MWC NU Megaluh menggelar tasyakuran dan doa kemerdekaan dalam rangka memperingati HUT RI ke-80 pada Minggu (24/08/2025). Bertempat di Aula Gedung MWC NU Megaluh, jajaran pengurus, lembaga, banom, dan warga Nahdliyin hadir memenuhi Aula tersebut.
Acara ini menjadi momentum bagi warga Nahdliyin Megaluh untuk mensyukuri karunia Allah SWT atas kemerdekaan bangsa ini. Melalui perjuangan para pahlawan dan ulama yang bersatu melawan penjajah.
Lantunan Sholawat menggema bersama IPNU-IPPNU dan ISHARI NU
Momen ini juga bertepatan pada malam awal bulan Rabiul Awal 1447 H. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) membuka acara dengan penampilan Banjari yang menghangatkan suasana. Selanjutnya pengurus GP Ansor dan Fatayat NU memimpin lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Yalal Wathon.
Bertepatan dengan bulan Rabiul Awal, ISHARI NU menambah keistimewaan acara dengan melantunkan Sholawat Mahallul Qiyam. Para vokalis dan penabuh rebana ISHARI NU melantunkan shalawat dengan penuh penghayatan sehingga suasana berubah syahdu.

Doa untuk Bangsa sebagai Wujud Cinta Tanah Air
Tak lupa pada momen ini, Katib Syuriah MWC NU, H. Eko Budi Santoso memimpin Tahlil dan Kirim doa. Suasana penuh khusyuk menundukkan kepala, mendoakan para muassis NU dan pejuang yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan Indonesia. Ini merupakan wujud penghargaan kepada para pejuang dan bukti cinta tanah air Indonesia.
Pentingnya Syukur bagi warga Nahdliyin
Rois Syuriah MWC NU Megaluh, KH. Abd. Aziz, menyampaikan pesan penting tentang bagaimana caranya menjadi manusia yang pandai bersyukur. Bersyukur atas segala karunia yang Allah Swt berikan kepada kita termasuk karunia kemerdekaan.
“Allah memberi kita kemerdekaan sebagai amanah. Menjaganya adalah kewajiban kita semua, baik sebagai umat Islam maupun sebagai warga negara,” tegasnya.
Pentingnya menjaga Aset NU sebagai wujud Syukur
Ketua Tanfidziyah MWC NU Megaluh, Zainal Abidin, menambahkan semangat baru. Ia memaparkan program kerja NU khususnya pendataan Aset MWC NU dan ranting yang mencapai Milyaran. Dan ini harus kita jaga agar bisa bermanfaat untuk umat.
Dalam hal ini Aset kantor MWC NU, Kendaraan, Fasilitas dan Badan Usaha NU. Termasuk salah satu Aset Wakaf Masjid dan Musholla dengan nadzir BPHNU/MWCNU sebanyak 31 titik. Ia berharap semoga akan lebih banyak titik lagi di kemudian hari.

Selanjutnya, ia menyampaikan beberapa agenda MWC NU termasuk pelaksanaan Hari Santri Nasional dan PD-PKPNU yang perlu perencanaan dan pembahasan lebih baik agar acara HSN 2025 nantinya lebih meriah dan akan muncul kader-kader muda NU yang kompeten mau mengabdi pada NU.
Kiai Masrur selaku Mustasyar MWCNU menutup acara ini dengan nasehat dan doa. Bagi warga Nahdliyin Megaluh, tasyakuran ini menjadi wujud syukur sekaligus tekad untuk terus berkontribusi bagi agama, bangsa, dan negara.















