Ramadhan telah berlalu, meninggalkan sejuta kenangan spiritual bagi hamba yang menjalankannya dengan imanan wa ihtisaban. Allah memilih satu dari dua belas bulan ini untuk menggiring hamba-hamba-Nya yang beriman masuk ke dalam madrasah Ramadhan. Di sana, Allah menempa dan meningkatkan kualitas mereka agar menjadi insan bertakwa.
Menjaga Nilai dan Spirit Madrasah Ramadhan
Allah membelai hamba-Nya yang beriman dengan sapaan penuh kasih: “Wahai orang-orang yang beriman.” Allah memerintahkan mereka untuk menunaikan ibadah puasa Ramadhan, sebagaimana Dia telah memerintahkannya kepada umat-umat terdahulu.” Dalam puasa dan berbagai ibadah di bulan ini, Allah menyelipkan proses pembelajaran yang sangat berharga.
1. Nilai Kejujuran dalam Ibadah Puasa
Puasa mengajarkan kejujuran tingkat tinggi, karena ibadah ini tidak terlihat oleh siapa pun kecuali oleh Allah dan diri sendiri. Berbeda dengan ibadah lain seperti salat, zakat, atau haji yang bisa disaksikan orang lain, puasa menuntut integritas dan keikhlasan sejati.
Hanya orang yang benar-benar beriman yang bersedia menahan diri dari makan dan minum semata-mata karena dorongan iman dan ketaatan kepada Allah. Tak heran jika puasa memperoleh posisi istimewa di hadapan Allah.
Dalam hadist qudsi, Allah berfirman:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَام، فَإنَّهُ لِي وَأنَا أجْزِي بِهِ
“Setiap amal anak Adam adalah untuk dirinya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu Milik-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya“
Dengan puasa, akan mampu menanamkan nilai kejujuran, menjauhkan dari riya’, serta mengikis kesombongan. Kita perlu membawa nilai-nilai ini ke dalam kehidupan sehari-hari—baik di kantor, pasar, masjid, maupun di mana pun kita berada.
2. Puasa Mengajarkan untuk Berbagi
Saat berpuasa, tubuh kita merasakan lelah, lapar, dan haus. Dari sini tumbuh rasa simpati dan empati terhadap mereka yang kurang beruntung. Kita jadi merasakan penderitaan mereka yang sering kekurangan makanan. Maka puasa mendorong kita untuk berbagi, bersedekah, dan lebih peduli.
Nilai-nilai puasa dan seluruh makna Ramadhan terangkum dalam Surah Al-Baqarah ayat 183-187. Selain perintah puasa, ayat-ayat ini juga menyebutkan pentingnya sedekah sebagai pengganti bagi mereka yang tidak bisa berpuasa, yang disebut sebagai fidyah pada ayat ke-184.3.
3. Menghidupkan Spirit Ramadhan Sepanjang Tahun
Ramadhan juga menjadi bulan Al-Qur’an. Dalam ayat ke-185, Allah menegaskan bahwa Al-Qur’an yang menjadi petunjuk hidup manusia diturunkan pertama kali di bulan ini. Maka, Allah menganjurkan kita untuk memperbanyak membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an sepanjang Ramadhan, bahkan hingga di luar bulan suci ini.
Madrasah Ramadhan sesungguhnya mengajarkan banyak nilai positif. Menjelang penutup Ramadhan, kita dianjurkan memperbanyak zikir, terutama bacaan takbir hingga saat pelaksanaan salat Idul Fitri.Sepanjang bulan Ramadhan, entah mengapa kita terasa begitu semangat dalam beribadah.
Maka sudah semestinya, kita membawa semangat itu ke dalam sebelas bulan berikutnya. Nilai-nilai yang kita pelajari di madrasah Ramadhan patut kita lestarikan di luar Ramadhan.
Semoga kita bukan hanya menjadi pengagum Ramadhan, tapi juga penjaga nilai-nilainya. Mari kita rawat semangatnya, hingga kelak Allah mempertemukan kita lagi dengan Ramadhan yang baru, dengan semangat yang lebih segar.Selamat Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan Bathin.














