Memburu Jejak Otentik Masyayikh: Tiga Pakar LTN NU Jombang Seleksi Karya Tulis di Kantin Unhasy Tebuireng

Diwek, pcnujombang.or.id Suasana sore yang tenang di bawah rindangnya pepohonan di kantin kampus Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng, Jombang, menjadi saksi bisu diskusi serius tiga pakar yang bertugas sebagai juri Sayembara Menulis Masyayikh NU Jombang.

Pada Jumat, 25 Oktober 2025, pukul 15.00 WIB, Mohammad Syafii, Dr. H. M. Anang Firdaus, dan Dr. Abdur Rouf tampak fokus menelaah karya-karya tulis yang terkumpul dalam ajang yang diselenggarakan oleh Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Jombang tersebut.

​Cahaya matahari sore yang keemasan menembus celah dedaunan, menciptakan kontras yang dramatis pada meja kayu tempat mereka bekerja.

Ketiganya, dengan mengenakan kemeja putih dan peci hitam, duduk melingkar di sekeliling laptop yang menampilkan tumpukan naskah. Wajah mereka menyiratkan ketelitian dan konsentrasi tinggi.

​Mohammad Syafii, yang duduk di sisi kiri, tampak menggerakkan tetikus dengan saksama, matanya tertuju pada layar, sementara di hadapannya, Dr. Abdur Rouf terlihat menunjuk layar laptopnya sambil menjelaskan suatu poin.

Di tengah, Dr. Anang mendengarkan dengan serius, sesekali menyesap minuman dari gelas plastik yang berada di antara secangkir kopi bertutup.

Kehadiran cangkir kopi dan minuman dingin di atas meja menjadi penanda bahwa diskusi tersebut telah berlangsung cukup lama dan membutuhkan konsentrasi penuh.

​Diskusi ini merupakan bagian krusial dalam menentukan naskah terbaik yang berhasil menggali dan merekam jejak sejarah serta kiprah para masyayikh NU di Jombang.

Beratnya tanggung jawab memilih karya yang paling otentik dan deskriptif membuat para dewan juri harus berdialog mendalam.

​“Proses penjurian ini membutuhkan kehati-hatian, sebab kita berupaya menemukan narasi terbaik yang mampu menghidupkan kembali khazanah keilmuan dan perjuangan para ulama kita,” ungkap salah satu juri di tengah perbincangan, menunjukkan komitmen mereka terhadap kualitas sayembara tersebut.

Baca Juga  Kolaborasi PK IPNU IPPNU UNDAR dan MAHA: Asah Intelektualitas Organisasi di Lingkungan Kampus

​Pertemuan di ruang terbuka yang teduh ini sekaligus menegaskan bahwa kerja-kerja literasi dan kebudayaan di lingkungan Nahdlatul Ulama terus berjalan dinamis, memanfaatkan teknologi dan suasana akademis untuk menghasilkan karya-karya yang bermutu.

Hasil dari diskusi intensif ini akan segera menentukan para pemenang yang karya tulisnya akan menjadi sumbangsih penting dalam pelestarian sejarah NU.

Penulis: MusaykaEditor: Moes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *