Ketua LP Ma’arif NU Jombang Buka Persama di Ngusikan: Santri Tangguh, Indonesia Tumbuh

Ngusikan, pcnujombang.or.id — Suasana sore di lapangan Kecamatan Ngusikan, Sabtu (18/10/2025), dipenuhi keceriaan dan semangat para santri.

Ratusan peserta yang berasal dari berbagai Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD) Ma’arif se-Kecamatan Ngusikan tampak antusias mengikuti kegiatan Persama (Perkemahan Santri Ma’arif) yang digelar dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2025.

​Kegiatan tahunan ini resmi dibuka oleh Ketua LP Ma’arif NU Kabupaten Jombang, Dr. Hj. Mamik Rosita, M.Pd.I., pada pukul 15.30 WIB.

Pembukaan berlangsung meriah, diawali dengan upacara pembukaan dan penampilan yel-yel santri yang menggema penuh semangat di bawah langit sore Ngusikan.

​Dalam sambutannya, Dr. Hj. Mamik Rosita, M.Pd.I., menyampaikan pesan mendalam tentang makna Hari Santri dan pentingnya menjaga semangat perjuangan para ulama di tengah tantangan zaman modern.

​“Hari Santri bukan sekadar peringatan, tetapi momentum untuk meneguhkan semangat perjuangan dan keikhlasan. Santri adalah jiwa yang tak kenal lelah mencari ilmu, pejuang yang menegakkan nilai keislaman dan kebangsaan, serta penjaga moral di tengah derasnya arus zaman. Santri masa kini harus berkarakter, berilmu, dan berdaya saing tanpa kehilangan akarnya sebagai khadimul ummah,” tutur beliau di hadapan para peserta dan undangan.

​Beliau juga menegaskan bahwa LP Ma’arif NU Jombang terus berkomitmen melahirkan generasi santri yang tangguh, cerdas, dan berakhlak mulia.

“Santri harus hadir tidak hanya di mimbar keilmuan, tetapi juga di ruang-ruang inovasi dan kepemimpinan bangsa. Santri Tangguh Indonesia Tumbuh, dari Ma’arif untuk negeri, dari santri untuk peradaban dunia,” lanjutnya dengan penuh semangat.

​Turut hadir dalam acara pembukaan tersebut Sekretaris LP Ma’arif NU Jombang, Amrulloh, M.Pd.I., Ketua MWC NU Ngusikan, K.H. Mukhkisin, Ketua Kortan Ma’arif Ngusikan, Sumaiyah, S.Pd., Pengawas Pembina H. M. Setu, M.Pd.I., serta perwakilan dari Polsek dan Koramil Ngusikan yang turut memberikan dukungan terhadap kegiatan santri ini.

Baca Juga  Mendalami NU Pada Safari Ramadhan MWCNU Peterongan

​Tak hanya sekadar perkemahan, Persama 2025 juga menjadi ajang penanaman nilai-nilai kebangsaan, kemandirian, kedisiplinan, dan tanggung jawab bagi para santri.

Selama dua hari, peserta akan mengikuti berbagai kegiatan edukatif seperti lomba kepramukaan, diskusi nilai-nilai Aswaja, api unggun kebersamaan, dan salat berjamaah yang membentuk karakter santri sejati.

​Yang menarik, pada kesempatan itu juga dilaksanakan penyerahan hadiah kepada para pemenang Olimpiade Aswaja yang sebelumnya digelar pada ajang Pesta Siaga Ma’arif Kecamatan Ngusikan beberapa hari sebelumnya.

Sorak sorai dan tepuk tangan meriah mengiringi momen para santri penerima penghargaan naik ke panggung. Wajah-wajah bangga dan bahagia tampak jelas, menjadi bukti semangat belajar dan berprestasi santri Ma’arif tak pernah padam.

​“Kami merasa bangga melihat antusiasme para santri. Semangat mereka luar biasa, bahkan sejak pagi sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti perkemahan ini. Inilah bukti bahwa santri Ma’arif siap menjadi generasi penerus bangsa yang unggul dan berkarakter,” ujar Sumaiyah, S.Pd., Ketua Kortan Ma’arif Ngusikan, di sela kegiatan.

​Acara pembukaan Persama berlangsung dengan penuh kehangatan dan kekeluargaan. Para santri yang hadir tampak berbaur, saling menyapa, dan menunjukkan semangat kebersamaan khas dunia pesantren. Suara tawa, lantunan selawat, dan yel-yel santri mewarnai suasana hingga matahari mulai tenggelam.

​Dengan tema “Santri Tangguh, Indonesia Tumbuh,” kegiatan Persama 2025 di Ngusikan ini diharapkan menjadi wadah pembinaan karakter, penanaman nilai-nilai Aswaja an-Nahdliyah, serta penguatan rasa cinta tanah air di kalangan santri sejak dini.

​Kegiatan akan berlangsung hingga Minggu (19/10/2025) dengan berbagai rangkaian kegiatan seperti materi kepramukaan, lomba kreativitas santri, api unggun, renungan malam, hingga penutupan dan apel kebangsaan.

​Di akhir sambutannya, Dr. Hj. Mamik Rosita menegaskan, “Santri bukan hanya masa lalu yang penuh perjuangan, tetapi juga masa kini yang penuh pengabdian dan masa depan yang penuh harapan. Mari terus rawat semangat jihad ilmu, cinta tanah air, dan dedikasi untuk agama serta bangsa.”

Baca Juga  Harlah ke 102 NU di Jombang, Gus Fahmi: Jombang adalah Ibukotanya NU

​Semangat santri sore itu seolah menjadi gema yang menegaskan kembali bahwa santri bukan sekadar belajar kitab, tetapi juga belajar kehidupan. Dari tenda-tenda sederhana di lapangan Ngusikan, optimisme masa depan bangsa sedang tumbuh — dari santri, oleh santri, untuk Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *